Informasi dan Sejarah Obyek Wisata Tebing Breksi
WISATA TAMAN TEBING BREKSI
Obyek wisata di wilayah perbukitan di Desa Sambirejo. Kecamatan Prambanan ini, beberapa tahun silam tepatnya sampai dengan akhir tahun 2014 , masih belum banyak dikenal , bahkan bisa jadi hanya sebuah tempat dengan aktivitas penambangan , penuh rerumputan dan tumpukan batu berserakan dan tentu saja dengan kondisi akses /jalan yang buruk , hal ini disebabkan , selain belum juga tersentuh proyek pengaspalan jalan ditambah aktifitas penambangan yang sarat muatan berat ,pada saat itu, mengakibatkan rusaknya kondisi jalan. Aktifitas menambang sendiri, telah ada dan menjadi bagian sehari hari masyarakat di wilayah ini sejak tahun 80’an atau mungkin waktu yang lebih lama lagi , hal ini menjadikan Desa Sambirejo begitu terkenalnya akan komoditas tambang batu , yang belakangan, karena pembeli ataupun buyer asing / luar pulau seringkali menyebut batuan dari wilayah ini batu breksi , maka secara otomatis , lidah masyarakat pun menyebut bukit penghasil batuan itu dengan tebing bukit breksi. Hasil jerih payah berupa gempuran para penambang demikian hebatnya , selain ribuan kubik batuan sukses ditambang ke luar wilayah, menyisakan postur tebing terjal dan curam yang bagi sebagian orang pada saat itu menganggap sebagai lokasi tambang dengan panorama eksotis. Jadilah pada saat awal itu mulai muculnya aktivitas parkir dan warung yang utamanya untuk melayani para penambang dan segelintir orang saja yang berkunjung , sangat jauh untuk disebut berwisata.
Barulah , setelah penetapan kawasan ini sebagai bagian dari warisan geologis (geo – heritage) berdasarkan Keputusan Kepala Badan Geologi RI Nomor 157.K/40/BGL/2014 dan melalui perhatian dan dukungan Bapak Gubernur DIY yang mendorong pengembangan wisata pada kawasan ini melalui program pengembangan destinasi di Dinas Pariwisata DIY dan melalui Program Bantuan Gubernur bagi desa Sambirejo , tebing terjal Breksi mulai menunjukkan kecantikannya. Sebuah moment tak terlupakan bagi masyarakat Sambirejo, khususnya, ketika malam hari itu , tanggal 30 Mei 2015, dengan disaksikan ribuan elemen masyarakat dari berbagai komunitas yang hadir , Bapak Gubernur berkenan hadir meresmikan panggung terbuka tlatar seneng dan sekaligus menetapkan kawasan ini sebagai destinasi wisata. Kehadiran pemimpin tertinggi DIY tersebut sekaligus sebuah jawaban untuk kelestarian harta karun ilmu pengetahuan (geologi) , tidak saja bagi masyarakat Sambirejo, ataupun masyarakat DIY, tapi juga untuk dunia. Dan dimulai sejak penetapan sebagai kawasan wisata sampai dengan saat ini geliat masyarakat untuk guyub rukun saling bahu membahu mengembangkan kawasan ini sebagai kawasan wisata semakin bergelora. Saat ini , pengembangan kawasan Tebing Breksi sebagai kawasan wisata , akhirnya menjadi topik pembicaraan dan pemberitaan di mana-mana setelah secara pelan tapi pasti terjasi perubahan sebagai sebuah destinasi wisata yang menawarkan sisi keindahan, keunikan, kreatifitas, dan pengelolaan kawasan yang dikembangkan dan didesain sedemikian rupa secara bersama sama oleh masyarakat yang sinergis melalui pokdarwis, pemerintah desa, Dinas Pariwisata DIY, Pemerintah Kabupaten Sleman dan tentu saja banyaknya komunitas yang mencintai Tebing Breksi , seperti komunitas yang tergabung dalam Forkom Lintas Komunitas Peduli Wisata DIY
SEJARAH GEOLOGIS :
Tebing breksi terletak di Dusun Groyokan/Nglengkong, Sleman, Sambirejo, Prambanan, Sleman. Memiliki sejarah yang tak bisa lepas dari sejarah gunung api purba Nglanggeran. Hal ini dikarenakan Breksi sebagai cagar budaya tak lepas dari kondisi geologisnya. Batu kapur breksi di tebing ini rupanya merupakan endapan abu vulkanik dari Gunung Api Purba Nglanggeran.Itulah mengapa Taman Tebing Breksi dilestarikan, sama halnya dengan Candi Ijo dan Candi Ratu Boko yang terletak di kawasan yang sama. (sumber kompas.com di akses pada 2 juni 2017/ 02:19)
Secara fisiografi Gunung Api Purba Nglanggeran terletak di Zona Pegunungan Selatan Jawa Tengah- Jawa Timur (Van Bemmelen 1949) atau tepatnya di Sub Zona Pegunungan Baturagung (Baturagung Range) dengan ketinggian 700 meter dari permukaan laut dan kemiringan lerengnya curam-terjal (>45%). Gunung Nglanggeran berdasarkan sejarah geologinya merupakan gunung api purba yang berumur tersier ( Oligo- Miosen) atau 0,6 – 70 juta tahun yang lalu. Material batuan penyusun Gunung Nglanggeran merupakan endapan vulkanik tua berjenis andesit (Old Andesite Formation). Jenis batuan yang ditemukan di Gunung Nglanggeran antara lain breksiandesit, tufa dan lava bantal. Singkapan batuan vulkanik klastik yang ditemukan di Gunung Nglanggeran kenampakannya sangat ideal dan oleh karena itulah maka, satuan batuan yang ditemukan di Gunung tersebut menjadi lokasi tipe (type location) dan diberi nama Formasi Geologi Nglanggeran. Beberapa bukti lapangan yang menunjukkan bahwa dahulu pernah ada aktivitas vulkanis adalah banyaknya batuan sedimen vulkank klastik seperti batuan breksi andesit, tuff dan adanya aliranlava andesit di Gunung Nglanggeran. Bentuk kawah Gunung Api Purba Nglanggeran dapat ditemukan di puncak Gunung Nglanggeran. ( sumber gunungapipurba.com )
Nama tebing breksi adalah sebutan saja dan bukan merupakan jenis bebatuan seperti yang dikenal dalam ilmu Geologi. Tak sedikit wisatawan yang menganggap bahwa batuan di Tebing Breksi ini adalah batu kapur, dan memang tidak banyak yang tahu juga tebing breksi adalah bebatuan yang terbentuk karena endapan abu vulkanik Gunung Api Purba Nglanggeran. Bahasa ilmiahnya yang disebut batuan tuff. Masyarakat lokal sendiri menyebut sebagai lenthon. (sumber snowlifeelisa.com )
SEJARAH SEBAGAI DESTINASI WISATA :
Dalam hal intervensi / dukungan Pemda DIY dalam pengembangan wisata di kawasan TebingBreksi, tidak dapat dipisahkan dari arahan Gubernur DIY pada pengantar perencanaan pembangunan DIY Tahun 2014, agar fokus pada pengembangan potensi yang ada di masyarakat dandiprioritaskan pada wilayah kecamatan miskin / tertinggal. Kecamatan Prambanan , pada waktu itu,menjadi prioritas untuk pelaksanaan program untuk pengentasan kemiskinan. Eksekusi untukfokus dan prioritas pada kecamatan miskin dan tertinggal diinstruksikan untuk dilakukan semuadinas teknis, tak terkecuali Dinas Pariwisata DIY. Melalui serangkaian proses amatan potensi dayatarik wisata, jatuhlah pilihan untuk pengembangan wisata di lokasi tambang di desa Sambirejo.Proses komunikasi awal dengan perangkat desa , berbuah sebuah dukungan dari Lurah DesaSambirejo beserta perangkat desa yang lain untuk menjadikan tebing tambang menjadi kawasanwisata. Tidak sederhana pada awalnya, selain sebagian besar masyarakat masih tergantung dariusaha penambangan, hanya sedikit masyarakat, dan boleh dikatakan tidak ada, masyarakat yangpercaya bahwa pengembangan wisata menjadi sebuah hal yang menjanjikan . Jangankanmenjadikan suatu hal yang menjanjikan, bagi masyarakat khusunya penambang, saat itu,proses pembangunan panggung terbuka dianggap suatu hal yang mengganggu aktifitas penambangan.Seringkali, diawal pelaksanaan, tim pelaksana dari Dinas Pariwisata, harus berhadapan denganpenambang yang pada akhirnya Bapak Mujimin, Lurah Desa Sambirejo harus turun ke lapangan menjelaskan kepada masyarakatnya dan memperingatkan agar penambangan di wilayah tebing dihentikan.Pemilihan pembangunan panggung terbuka di awal pengembangan Taman Tebing Breksi, jugabukan tanpa alasan, kebutuhan DIY sebagai daerah yang kaya akan seni budaya yang membutuhkan sebuah panggung terbuka yang representatif untuk pengak tualisasiannya, akan menjadi sebuah daya tarik wisata baru ketika bertemu dengan perpaduan panorama dari perbukitan dan batuan cadas yang melatar belakanginya. Dan bukanlah hal yang mudah untuk mewujudkannya, karenauntuk menghasilkan sebuah bentuk panggung terbuka seperti sekarang ini , diperlukan tidakkurang dari 850 (delapan ratus lima puluh) truk urugan tanah yang diambilkan dari wilayah disekitar area penambangan, mengingat lokasi panggung terbuka tlatar seneng, sebelumnya adalahcekungan / jurang yang luas dan dalam. Tidak hanya membangun fisik lokasi panggung terbuka, timgabungan Dinas Pariwisata DIY didukung sekelompok relawan pejuang ,yang berlatar belakang lintas komunitas, yang peduli akan pengembangan wisata di DIY, , dalam kurun waktu kurang dari3 (tiga) bulan, mulai melakukan serangkaian upaya membangun jiwa masyarakat dan mulai mengedukasi dan mengajak masyarakat untuk sadar potensi pariwisata. Tentu saja tidak mudahmeyakinkan dan membangun kepercayaan masyarakat dalam waktu singkat, sampai akhirnya skenario pamungkas diambil, pilihan untuk menghadirkan pemimpin DIY, adalah sebuah keharusan,apabila menghendaki pengembangan wisata yang sekaligus juga penghentian praktek penambangan dapat berjalan dengan baik . Tentu saja kabar baik ini, merupakan sebuahkebanggaan bagi masyarakat Sambirejo, bahwa wilayahnya akan dikunjungi orang nomor satu diDIY, dan masyarakat mulai berbenah
Semua proses diarahkan untuk peresmian program awal Dinas Pariwisata DIY tersebut, baik kejartayang bandung bandawasa proses pembangunan panggung terbuka, sampai dengan niat daripejuang lintas dari berbagai komunitas untuk ikut membantu pemerintah dan mendeklarasikan bentuk kepeduliannya , pada saat peresmian panggung terbuka . Tibalah saat yang dinantikan tiba,Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Sabtu, 30 Mei 2015, meresmikan tempat wisata baru di Kabupaten Sleman yakni Tlatar Seneng di lokasi bekas penambangan batu breksi di Dusun Groyokan, DesaSambirejo, Kecamatan Prambanan, yang berada sekitar 1 kilometer di sebelah barat dari Candi Ijo.
Panggung yang pada saat awal didesain ideal berkapasitas 750 orang , malam itu, penuh sesak olehelemen lintas komunitas termasuk generasi muda dan pramuka. Dalam sambutannya , Sultan HB X,menyampaikan bahwa selama ini masyarakat menganggap bahwa batu-batu di tebing itu sebagai batu breksi biasa. Tapi secara akademik, batu tersebut hasil dari lava yang menggumpal atau berproses jutaan tahun lalu. Karena itu, saya meminta agar tebing ini tidak ditambang lagi namun dijadikan sebuah tempat wisata baru. Tak hanya itu saja, nantinya masyarakat juga harus mau mengelola dengan baik kawasan tersebut untuk nantinya mampu meningkatkan perekonomiannya, ungkap Sultan seraya berpesan agar panggung tersebut dimanfaatkan untukkegiatan pramuka serta kegiatan seni dan budaya. (sumber : http://www.jogja.co/sultan-resmikanobyek-wisata-taman-tebing-breksi-jogja/diakses pada tanggal 1 juni 2017, pukul 19:05).
Sementara itu Kepala Badan Geologi kementerian ESDM Dr.Surono menyatakan kebanggaannyaterhadap DIY selama ini. Karena selama SMA di Jogja dan sampai saat ini tetap belajar terhadap Jogja tentang bagaimana respek masyarakat Jogja terhadap alam hingga sekarang ini. Berbedadengan daerah-daerah lain, orang berpandangan bahwa alam itu dinilai secara ekonomi identik
dengan ekstraksi, merubah bentang alam, mengekoloitasi besar-besaran, tetapi di jogja tidak terjadi,bahkan terhadap alam yang dikembangkan pelestariannya sangat respek terhadap alam di jogja.Daerah lain terhadap alam identik dengan menambang, identik dengan merusak dan sebagainya, diJogja melestarikan, menjaga dan ini kita semua harus belajar terhadap Jogja. (sumber.jogjaprov.go.id) Gayung bersambut, apa yang dilakukan oleh masyarakat, Dinas pariwisata DIY dengan dukungan PemKab Sleman, Balai Pelestari Cagar Budaya dan relawan pejuang lintas komunitas meneruskan pengembangan melalui serangkaian fasilitasi fisik , pendampingan, dan gelaran event / gathering sehingga Tebing Breksi terus erkembang menjadi seperti sekarang ini.Berbagai kegiatan dan acara dibuat bersama komunitas, masyarakat dan juga berbagai pihak yang memanfaatkan amphitheater dan kawasan tebing breksi dengan keindahannya.Pada tahun 2016, bersama dengan dinas pariwisata, pemerintah desa dan juga pengelola,dilakukanlah acara kali kedua bersama dengan komunitas. Sebuah acara gethreing dengan serangkaian acara yang melibatkan berbagai macam komunitas dalam jumlah lebih dari 2.000peserta. Mencoba lebih konkret, agenda di tahun kedua, selain gathering dan deklarasi juga diaktualisasikan dengan program donasi penanaman pohon buah di sebelah utara lokasi tebing danmenjadikan Taman Lintas Komunitas pertama di Indonesia, dengan 300 buah bibit pohon buahbuahan, donasi dari berbagai komunitas yang peduli wisata di DIY. Dan, dampak atas kegiatan inisemakin membawa tebing Breksi dikenal oleh tak hanya wisatawan lokal namun juga Internasional.
DAYA TARIK WISATA BEKAS AREA TAMBANG:
Pemandangan yang eksotik adalah keunggulan yang ditawarkan dari ketinggian sisa areal tambang ini. Kawasan bandara, perkotaan, sampai pegunungan dan candi bisa terlihat dengan jelas dari ketinggian tebing breksi. Luas area bekas penambangan batu ini adalah 5600 meter persegi, ada sebuah bukit yang menjulang di area ini, dari bukit inilah pemandangan yang eksotik pun terlihat,sehingga banyak wisatawan yang memanfaatkannya untuk berselfie atau untuk foto prewedding,Tebing Breksi memiliki keluasan tak kurang dari 5.000 meter persegi, secara khusus bukit yang tersisa saat ini memiliki keluasan dan ketinggian sekitar 30 meter – 40 meter. yang saat ini telah dilengkapi dengan berbagi ornamen dan juga fasilitas lain untuk kenyamanan wisatawan.Saat yang paling tepat atau berada di atas bukit breksi tentu saja pada saat sore hari, hal ini karena kita bisa menangkap semua keindahan yang ditawarkan tebing breksi ini adalah ke arah barat danutara. Meski, sebenarnya bisa kapan saja kita bisa menikmati panorama alam dari kawasan tebing
Breksi ini.Tangga telah dibuat di sisi timur, utara bagian tebing yang menyatu dengan badan bukit sehingga ini pun telah menjadi keindahan dan keunikan tersendiri. Belum lagi pahatan-pahatan pada dinding tebing di bagian timur yang semakin menambah keelokan bukit yang semakin hari semakin mencuat namanya ini bahkan menjadi nominator dalam Anugerah Pesona Indonesia kategori Tujuan Wisata Baru TerpopulerBanyak masyarakat yang belum tahu, bahwa proses penghentian penambangan di kawasan TebingBreksi, dilakukan melalui sebuah Surat Keputusan tentang penetapan zona merah atau zona tanpaaktifitas tambang sama sekali yang dikeluarkan oleh Pemerintah Desa. Ada sebuah hal yang patutuntuk diteladani dari keputusan hebat dan berani seorang pemimpin desa.Bentuk apresiasi masyarakat untuk mempercantik Tebing Breksi pada giliran nya justru dilakukan mandiri oleh kelompok para penambang. Sungguh sebuah proses revolusi pemahaman, mereka secara swadaya membuat akses berupa tangga yang sengaja dipahat pada sisi timur tebing, agar wisatawan mudah mencapai bagian atas Tebing Breksi. Tangga inilah yang membuat Taman Tebing Breksi makin dikenal, selain instagrammable, pembuatan tangga ini juga menjadikan kunjungan wisata semakin meningkat. Karena di ketinggian Tebing Breksi, wisatawan dapat menimati secara visual langsung candi Boko, Candi Barong dan juga Candi Prambanan, dengan ketinggian 310 meterdari permukaan laut, keberadaan Taman Tebing Breksi mempunyai keunggulan visual denganpanorama pegunungan dan lembah di sekitarnya pula.Tidak hanya berhenti dalam pembuatan tangga akses , salah satu seniman pemahat lokal , juga meneguhkan sikap penghentian penambangan dengan memahat sekuel perang kembang, yaitu peperangan antara Ksatria Arjuna dan Buta Cakil. Makna filosofis dari pahatan tersebut adalahbahwa perbuatan berupa keburukan atau kerusakan akan dapat dikalahkan oleh budi baik dansikap satriya. Sekaligus sebagai tetenger transformasi masyarakat dari usaha penambangan(kerusakan) menuju pelestarian dan pengembangan pariwisata.
Pahatan naga dan kura kuramenyusul kemudian, hal ini merupakan respon kontekstual icon yang berada pada bagian candi Ijo(800 meter sebelah timur Tebing Breksi). Di lokasi candi Ijo terdapat patung naga dan kura kura,sebuah pengharapan bahwa pengembangan tebing breksi dalam konteks jejaring wisata juga merupakan bagian dari pengembangan kompleks candi candi shiva di sekitarnya.Di waktu yang akan datang , pahatan akan di lakukan di sisi utara tebing, dengan mengambil temacerita rakyat/ legenda Prabu Boko dan Bandung Bandawasa. Legenda tersebut erat kaitannyadengan kompleks candi Prambanan, Ratu Boko dan candi candi di dalam kawasan itu
AMPHITHEATRE : TLATAR SENENG
Tlatar seneng adalah nama dari sebuah amphitheater (panggung terbuka) yang yang diresmikanoleh Gubernur DIY dan menjadi awal bagaimana kawasan tebing Breksi ini berkembang menjadikawasan wisata. Tlatar seneng ini dibangun dengan ciri adanya lingkaran sebagai pokok panggung dan tempat duduk yang mampu menampung tak kurang dari 1000 penonton. Peruntukannya adalah sebagai tempat pelaksanaan kegiatan seni budaya atau pagelaran lain bagi masyarakat.Dalam hal tidak ada atraksi seni pun, banyak wisatawan duduk duduk di deretan tempat duduk terbuat dari bahan teraso yang berjejer rapi, dan bahkan banyak yang duduk dan tiduran di ata srumput yang terhampar di bagian tengah panggung, sambil berselfie ataupun menimati pemandangan tebing.
Dalam berbagai penampilan di Amphitheater ini juga bisa dilakukan tata panggung dengan berbagai kombinasi dan cara yang menarik seperti penambahan panggung , elemen dekoratif baik di lokasi panggung maupun tebing untuk menghasilkan seni pertunjukan yang lebih sempurna.Banyak yang belum mengetahui , bahwa tlatar seneng adalah nama wilayah Tebing Breksi ini, jauh sebelum dikembangkan menjadi kawasan wisata, bahkan sebelum bukit itu ditambang. Pemuka masyarakat setempat menyebut dulunya wilayah ini dikenal sebagai bulak tlatar seneng, apakah leluhur kita sudah bisa mengetahui kelak tempat ini akan menjadi tempat bersenang senang ?tlatar : tempat luas terbuka, seneng : senang. Hanya Tuhan yang mengetahui segala kepastian Dalam hal pemanfaatan panggung terbuka tlatar seneng, serangkaian performa artis telah menjajalarea ini dan memuji orisinalitas dan kualitas daya dukung estetika dan akustikanya, antara lain penyanyi Afghan Syahreza, yang dalam pembuatan videoclip lagu kunci hatimengambil tempat dipanggung terbuka ini. Musisi kondang tanah air lain yang sudah menjajal panggung terbuka iniadalah musisi / gitaris Dewa Budjana, yang dalam launching album Zentuari melakukan pagelaran yang didukung musisi nasional dan didukung sistem suara dan sistem pencahayaan berkelas dunia.Aksi dewa Budjana ini disiarkan secara live streaming ke penjuru pelosok dunia.
Dalam hal festival kesenian di DIY, pada tahun 2016, digelar bigbang di Tebing Breksi dengan menampilkan Symphony Orchestra dan penampilan Endang Soekamti, dan masih banyak lagipesohor yang telah menjajal keunikan panggung terbuka Tlatar Seneng. Yang terbaru , adalah konser musik Barasuara, yang menampilkan bintang nasional asli jogja Shaggydog.
Karena lokasinya yang luas dan fasilitas parkir yang terbilang lapang, banyak komunitas dengan menjatuhkan pilihan untuk gathering di Tebing Breksi, selain jadwal yang padat tidak kalah unik pula , panggung terbuka Tlatar Seneng dipakai untuk resepsi pernikahan. Sungguh multifungsi dan uniknya ruang outdoor ini, dengan ruang perform yang acapkali justru memanfaatkan keluasanruang pandang yang lebih luas sebagai latar belakang panggung yang menarik untuk dipilih dalam berbagai pertunjukan atau dengan kata lain kekuatan ruang terbuka tlatar seneng ini menjadialternatif pilihan yang utama dibanding dengan tata kelola panggung menggunakan dekorasi dekorasidan background. Dan benar saja memang Tlatar Seneng telah membuat banyak orangsenang
TAMAN LINTAS KOMUNITAS:
Taman lintas komunitas adalah salah satu sisi menarik lain kawasan tebing Breksi. Kawasan seluaskurang lebih 3 hektar ini berisi pohon buah mangga, jambu, dan kelengkeng. Taman lintaskomunitas ini ada dalam sebuah acara ulang tahun lintas komunitas ke 2 (dua) yang memiliki tajuk breksinergi. Sebuah konsep acara yang muncul sebagai kepedulian lintas komunitas istimewa peduli wisata untuk mendukung pengembangan kawasan wisata tebing Breksi.Taman lintas ini adalah gagasan untuk menciptakan ruang teduh di kawasan wisata tebing Breksi,tercatat tak kurang dari 30 komunitas mendukung keinginan ini. Menariknya adalah bahwa saat ini setiap pohon buah di taman lintas komunitas ini memiliki nama sesuai dengan nama komunitas atau pribadi yang berdonasi dengan pembelian bibit buah lengkap dengan tititk koordinat. Semua tanaman buah yang berjumlah lebih dari 300 pohon ini memiliki sertifikat lengkap dengan keterangan pohon buah tersebut. Pohon-pohon tersebut diperoleh dari hasil donasi anggota lintas komunitas dan donator umum. Satu bibit dihargai Rp250.000 dengan fasilitasi berupa plakat,sertifitat berisi nama (komunitas) dan titik koordinat. Nilai donasi tersebut termasuk untukpembelian bibit dan pemeliharaan pohon sampai dengan pohon tersebut tumbuh besar.Dalam Lintas Komunitas Istimewa Peduli wisata #2 tersebut , juga diserahkan 25 unit tong sampah kepada pengelola obyek wisata Taman Breksi. Selain itu, lintas komunitas juga mengadakan talkshow terkait kepariwisataan dan pembagian 1000 tote bag kepada para peserta gathering,masyarakat dan pengunjung obyek wisata Tebing Breksi.
Breksinergi 2016 juga diramaikan dengan 20 pertunjukan seni, musik, hiburan dari masyarakat dan komunitas. Gathering dari komunitas yang berjumlah 54 komunitas itu terdiri dari KomunitasGerobak Sapi, Komunitas Fotografi, Komunitas Arsitek Mimpi, Custom Fest, Komunitas Blogger,HDCI, AVOID, NLC, Paralayang , Komunitas Microlight, dan Komunitas Sepeda. Ada juga Komunitas Aeromodeling, Komunitas Trail Lawas, Komunitas Mermouc, Komunitas Land Rover, IOJ, JejaringDesa Wisata, Dimas Diajeng, Media, Honda Win, Komunitas Surfing, Komunitas Pasiraners,Komunitas Pajero, Komunitas CRV, AXIC, Pramuka Saka Pariwisata, J Adventure Trail GK,Instanusantara DIY, Gunungkidul fotografi, Trail CIAX, Komunitas 2×1, Komunitas PecintaAlam, JTCC, MACY, Seribu Bendera, JAC, dan lainnya.Dinas Pariwisata DIY menilai, kegiatan lintas komunitas peduli pariwisata itu dapat mengangkat pariwisata DIY dan menjadi kekuatan besar untuk bersinergi membangun wisata DIY. Sebuah nilai dari kolektifitas / kebersamaan yang tentu saja layak dan harus diperjuangkan sampai kapanpun.dalam berperan dan aktif mendampingi, memberikan edukasi dan contoh positif kepadamasyarakat. Ke depan, seiiring dengan semakin teduhnya kawasan ini oleh pepohonan buah,diharapkan lokasi tersebut dapat dikembangkan untuk wisata kebun buah keluarga dan pengembangan beberapa spot glamour camping (glamping)
ADVENTURE TRACK:
Kawasan tebing Breksi ternyata memiliki begitu banyak keunggulan lain. Bekas penambangan inipada akhirnya juga memiliki tawaran lain. Bekas penambangan ini menjadi salah satu wahana barubagi pecinta dunia otomotif terutama trail dan off road.Selain gundukan yang sangat sulit, medan melewati kubangan air berlumpur juga salah satu tantang terberat bagi mereka yang menyukai kegiatan satu ini.
Track tebing Breksi ini juga dikenal sebagai track yang memacu adrenalin tersendiri karena ektrimnya lokasi.Sejumlah kegiatan yang mulai di lakukan di sana diantaranya Kejurnas off road jogja, Kejurnas adventure offroad team putaran 2, dan masih banyak lagi, sehingga selain sebagai tempat gathering komunitas dengan kapasitas yang lebih dari cukup ternyata ada tawaran menrik juga bagi komunitas adventure yang harapan ke depan akan menjadi terkemuka di Indonesia jika perlu duniatentunya. Dalam hal pengembangan sirkuit offroad , tebing breksi ke depan , berpeluang untukmenjadi barometer pengembangan olah raga adu nyali ini , pada level nasional. Peluang pengembangan itu didukung oleh kesiapan infrastruktur pendukung untuk dilakukannya hajatan offroad, karena lokasi yang tidak begitu jauh dari kota dan tentu saja karena jogja adalah daerah tujuan wisata.
Beberapa kesempatan perhelatan offroad ronde nasional diselenggarakan di tempat ini, dan dalam kesempatan ke depan untuk menjajal adrenaline tidak hanya dengan menonton apabila ada latihan atau kejuaraan, tetapi pengembangan wahana menjajal nyali dapat dinikmati wisatawan umum melalui paket pengembangan yang akan dilakukan oleh pengelola Tebing Breksi dengan Ikatan Motor Indonesia (IMI) dan Indonesian Offroad Federation (IOF) Selain agenda otomotif offroad, agenda adventure skala nasional yang juga telah digelar di Kawasan Tebing Breksi adalah Gelaran Indonesian DownHill Championship , yang digelar pada beberapabulan yang lalu. perhelatan kejuaran sepeda ekstrem ini sekaligus meneguhkan eksistensi tebingbreksi sebagai zona wisata adventure. Khusus komunitas sepeda , yang terkumpul dalam jogjagowes, bahkan menetapkan dan mendirikan tempat berkumpul bagi komunitas sepeda disebelah utara tebing .
LOWO IJO, SANG PENJAGA TEBING BREKSI
Tentu saja, Lowo Ijo yang dimaksud menjaga Tebing Breksi ini, bukanlah tokoh pencuri sepasang pusaka keris Nagasasra dan Sabuk Inten , tokoh dalam cerita fiksi karya S.H Mintardja, melainkan sekumpulan pemuda dan masyarakat pengelola wisata Taman Tebing Breksi. Dinamakan demikian ,tentu saja berkaitan dengan keberadaan obyek wisata yang berada di perbukitan / gunung Ijo, adapun makna kelelawar (lowo) mengandung maksud adanya semangat kolektivitas /kebersamaan dan kelincahan dalam bergerak . Jadilah nama lowo ijo digunakan sebagai nama pengelola obyek wisata ini.Kelahiran pengelola wisata ini, tentu saja sebagai sebuah respon masyarakat Sambirejo, akan pengembangan kegiatan kepariwisataan di Tebing Breksi yang membutuhkan pengelolaan dankebersamaan di dalamnya.
Kelompok ini di lahir pada pertengahan tahun 2015, yang pada awal pembentukannya terdiri dari 20 (duapuluh)an orang, terdiri dari unsur pemuda dan masyarakat Sambirejo. Sampai dengan pertengahan tahun 2017 ini , keanggotaan pengelola obyek wisataTebing Breksi ini telah mencapai lebih dari 60 (enam puluh) orang. Kholik Widiyanto, yang dipercaya sebagai Ketua / Koordinator pengelola wisata Lowo Ijo, ini menuturkan bahwa , semenjak diresmikan tahun pertengahan tahun 2015 , sampai dengan saat ini, banyak masyarakat yangsemula pengangguran atau terlibat dalam usaha penambangan , sedikit demi sedikit beralih kepengelolaan obyek wisata. Hal ini diakuinya, karena masyarakat mulai merasakan dampak positif kepariwisataan dalam menggerakkan roda perekonomian masyarakat di Sambirejo. Bahkan dalam perkembangan nya, banyak masyarakat yang telah mempunyai pekerjaan tetap di luar wilayah Sambirejo, memutuskan untuk bergabung dalam pengelolaan wisata ini .Dalam kurun waktu 2 (dua) tahun pengembangan Taman Tebing Breksi, diakui cukup banyak hal dalam pengembangan wisata yang sedang dan dalam proses pembelajaran, mulai adanya penerapanjiwa sapta pesona bagi semua anggota, penetapan peraturan dalam pengelolaan obyek wisata,maupun pengembangan potensi potensi kepariwisataan yang terdapat di lahan tanah kas desa ini.
Dalam hal penerapan jiwa sapta pesona, dilakukan dengan penyadaran kolektif, bahwa keramahtamahan menjadi prasarat mutlak setiap pengelola di kawasan ini dalam menyambut danmembantu wisatawan selama kunjungan. Pertemuan dan evaluasi berkala mingguan ,juga dilakukan sebagai sebuah usaha untuk terus menerus meningkatkan layanan kepada wisatawan. Dalam hal pelayanan ini, secara mandiri, pengelola tebing Breksi ini memberikan pelatihan bahasa inggris kepada pelaku wisata. Selain itu dalam berbagai kesempatan pelatihan kepariwisataan ,pengelola tebing breksi juga tidak pernah absen mengikuti.
Pengelolaan Taman Breksi dipayungi oleh Peraturan Desa Sambirejo, yang dalam hal ini masukdalam usaha pengelolaan yang dilakukan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Sambirejo,Prambanan, Sleman. para wisatawan. Hal tersebut , diterapkan dikarenakan pengelola Tebing Breksi, merasa belum mampu memberikan layanan yang sebanding dengan pembebanan retribusi yang harus dibayarkan oleh wisatawan. Walaupun bersifat suka rela / seikhlasnya, pengelolaan dana dari masyarakat tersebut dikelola dan dilaporkan secara berkala oleh pengelola kepada BUMDesa sebagai salah satu unit usahanya.
Semenjak dikelola Lowo Ijo, perkembangan kunjungan wisatawan di obyek wisata ini, menunjukkan lonjakan yang signifikan, dalam kurun waktu 2 (dua) tahun pengelolaan, kunjungan wisatawan melonjak dari sekitar 300 (tiga ratus) wisatawan per minggu , melonjak menjadi lebih dari 10.000(sepuluh ribu ) wisatawan per minggu, di awal tahun 2017. Bahkan pada saat liburan tahun baru,ledakan penunjung mencapai 20.000 (dua puluh ribu) wisatawan selama 2 (dua) hari liburan tahun baru akhir 2016. Banyaknya wisatawan hadir di malam tahun baru, mengingat kecantikan pesta kembang api yang dilakukan di Kota Yogyakarta terlihat sangat cantik dari atas tebing ini.Tentu saja masih begitu banyak pekerjaan dari sang Lowo Ijo, untuk terus dan terus berbenah dan membangkitkan berbagai peluang dan potensi wisata yang ada di kawasan ini. Sampai dengan saat ini, terus dipersiapkan berbagai langkah untuk membuka obyek wisata ini di malam hari, karena tak dapat dipungkiri bahwa pesona Taman Tebing Breksi semakin menghanyutkan dan mempesona ketika sore tiba dan malam menjelang.
TAMAN KULINER:
Berbicara tentang kawasan wisata tentu saja tak akan lepas dari tersedianya fasilitas akses jalan,tempat ibadah, toilet. Semua fasilitas ini sekarang tersedia di kawasan tebing Breksi dan yang tak kalah penting adalah fasilitas kuliner .
Saat ini telah tersedia pada sisi timur tebing Breksi ini kawasan kuliner yang menyediakan berbagai pilihan menu untuk dinikmati yang dilayani oleh para pelaku yang dulunya adalah keluarga eks penambang. Melalui bantuan gubernur DIY (pada tahun2015 dan 2016) dibangun unit pendukung wisata (masjid, kuliner dan toilet wisata), dimaksudkan agar proses transformasi perekonomian masyarakat dari penambang dapat terwujud. Langkah dan bantuan pemerintah ini , ternyata tidak dengan mudah direspon masyarakat dan keluarga penambang yang memiliki prioritas berjualan di tempat ini.
Hal ini dapat dipahami karena latar belakang dari masyarakat yang bukanlah pedagang , menjadikan keengganan untuk melakukan aktifitas ini. Tetapi tidaklah lama, seiring dengan banyaknya kunjungan wisata, maka keseluruhan booth ( 16 unit) telah aktif . Berbagai macam kuliner lokal dapat dijumpai di tempat ini, mulai dari sayur ndeso, ayam goreng sampai gudeg pun dijajakan di tempat ini. Bahkan beberapa persilpengembangan milik masyarakat di sebelah utara dan timur , turut serta membuka usaha kulinerdi tempat ini.Tentunya, pengembangan fasilitas kuliner ini akan terus berbenah diri, sebuah komitmen dari pengelola Tebing Breksi agar mengembangkan kuliner lokal dan mengangkat makanan lokal akan terus dikembangkan. Dari total 20 (duapuluh) unit booth fasilitas usaha, 16 (enambelas) dipergunakan untuk kuliner dan 4(empat) unit dipergunakan untuk pengembangan kerajinan dan souvenir wisata.
SHIVA PLATEU:
Sadar akan potensi kepariwisataan di sekitar kawasan Tebing Breksi, beberapa pegiat pariwisata di Prambanan bersama dengan pengelola wisata tebing Breksi , pada awal tahun 2017 menginisiasi terbentuknya layanan ,moda transportasi untuk menikmati sebaran obyek wisata di kawasan prambanan (perbukitan siwa) dan sekitarnya. Seiring dengan maraknya wisatawan yang mengunjungi kawasan wisata ini, menjadi semakin lengkap dengan adanya fasilitas lain yang ditawarkan, yakni adanya jasa penyewaan jeep wisata yang akan memanjakan wisatawan menikmati kawasan wisata dengan memilih paket-paket yang disediakan dengan berbagai pilihan rute berdasarkan waktu tempuh.Saat ini terdapat tak kurang dari 50 armada jeep tersedia bagi wisatawan yang dikelola. Tak hanya kawasan tebing Breksi saja rute jeep wisata ini, tetapi juga menyentuh pada destinasi-destinasi lain disekitar tebing Breksi seperti ke candi Barong, Spot Riyadi, Candi Ijo, bahkan bisa sampai pilihan rute ke nglanggeran.
Keunikan dari moda transportasi wisata ini menjadikan alternatif daya tarikbaru bagi wisatawan untuk mengeksplorasi kawasan Breksi dan Candi candi di Prambanan dalam pengembangannya , pengelola moda transportasi wisata ini berkomitmen untuk terus mengembangkan layanan usaha wisatanya. Hal tersebut ditempuh melalui serangkaian usaha konsultasi ke pemangku kepentingan sektor transportasi dan wisata, serta kerjasama untukmeningkatkan safety (keselamatan) wisatawan dengan menggandeng Indonesian OffroadFederation untuk memastikan kelayakan operasi moda transportasi wisata ini.
Watu Tapak
Secara geologi Watu Tepak suatu reaksi pembentukan secara alami. Disebabkan oleh pancaran sinar matahari selama berjuta-juta tahun dan tergerus terkena aliran air, dikarnakan karakter batu satu dengan yang lain berbeda dan mengakibatkan terbentuknya seperti tapak .secara geologi atau ilmu bumi .
Berdasarkan legenda/cerita rakyat
Alkisah pada zaman dahulu kala, berdiri sebuah kerajaan yang sangat besar yang bernama Prambanan. Rakyat Prambanan sangat damai dan makmur dibawah kepemimpinan raja yang bernama Prabu Boko.
Sementara itu dilain tempat, ada satu kerajaan yang tak kalah besarnya dengan Prambanan, yaitu kerajaan Pengging, Kerajaan yang dipimpin oleh raja yang bernama Prabu Damar Moyo. Kerajaan tersebut sangat arogan dan ingin sekali memperluas wilayah kekuasaannya. Kerajaan Pengging mempunyai seorang kesatria sakti yang bernama Bondowoso. Dia mempunyai senjata sakti yang bernama Bandung, sehingga Bondowoso terkenal dengan sebutan Bandung Bondowoso. Selain mempunyai senjata yang sakti, Bandung Bondowoso juga mempunyai bala tentara berupa Jin. Bala tentara tersebut yang digunakan Bandung Bondowoso untuk membantunya menyerang kerajaan lain dan memenuhi segala keinginannya.
Hingga suatu ketika, Prabu Damar Moyo yang arogan memanggil Bandung Bondowoso dan memerintahkan Bandung Bondowoso untuk menyerang kerajaan Prambanan. Keesokan harinya Bandung Bondowoso memanggil balatentaranya yang berupa Jin untuk berkumpul dan langsung menyerang ke Kerajaan Prambanan.
Setibanya di Prambananm mereka langsung menyerbu masuk ke dalam istana Prambanan. Prabu Boko dan pasukannya kalang kabut, karna mereka kurang persiapan.
Perkelahian antara Prabu Boko dan Bandung Bondowoso antaralain bertempatan di gunung pegat, dinamakan Gunung Pegat yaitu pegat dalam arti pisah. diwaktu Prabu Boko dan Bandung Bondowoso berkelahi dengan saling tendang, gunung tersebut terkena tendangan dari Bandung Bondowoso. Karena kesaktian yang dimiliki Bandung Bondowoso sangat sakti sehingga gunung saja bisa pisah (terbelah)
Dan perkelahian berpindah ke arah barat, bertempatan di watu tepak. watu tepak dalam bahasa indonesia watu adalah batu tepak adalah tapak .mengapa dinamakan watu tepak, dikarnakan telapak kaki dari Prabu Boko dan Bandung Bondowoso disaat perkelahian itu sedang berlangsung dan karena kesaktian yang dimiliki oleh Prabu Boko dan Bandung Bondowoso sangat besar sehingga bebatuan pun bisa membekas Tapak kaki. Tapak-tapak kaki itu pun beragam ada yang posisi miring ada yang posisi kaki tegak.
singkat cerita Prabu Boko lari ke parangtritis dan perkelahian berlangsung di mbulangsig Prabu Boko tewas karna terkena senjata Bandung Bondowoso. Tangan Prabu Boko dibuang oleh Bandung Bondowoso ke jepara dan kaki dari Prabu Boko di buang ke Solo .