Makassar – Aksi Demo Berujung Tragedi
Situasi politik di Indonesia kembali memanas. Aksi demonstrasi yang berlangsung di Makassar, Sulawesi Selatan, pada Sabtu (30/8/2025) berakhir tragis setelah massa membakar gedung DPRD. Peristiwa ini menewaskan tiga orang dan melukai sedikitnya lima orang lainnya.
Insiden ini menambah daftar panjang kericuhan yang melanda sejumlah kota besar di Indonesia dalam beberapa hari terakhir. Demo yang awalnya berlangsung damai untuk menyuarakan tuntutan kenaikan upah dan reformasi politik, berubah menjadi aksi anarkis yang sulit dikendalikan aparat.
Kronologi Kejadian
Menurut laporan saksi mata, ribuan massa awalnya berkumpul di sekitar kawasan DPRD Sulawesi Selatan. Orasi berlangsung sejak siang hari dengan kawalan aparat kepolisian.
Situasi mulai memanas menjelang sore ketika sekelompok orang melemparkan batu dan botol ke arah gedung dewan. Bentrokan pun tak terhindarkan. Gas air mata ditembakkan untuk membubarkan massa, namun sebagian kelompok bertahan dan justru membakar ban di sekitar kompleks.
Api kemudian merembet ke bagian depan gedung DPRD. Dalam hitungan menit, kobaran api semakin membesar dan melahap sebagian besar bangunan. Beberapa orang yang masih berada di dalam gedung dilaporkan terjebak dan gagal menyelamatkan diri.
Baca juga:
Ahmad Sahroni Dicopot dari Pimpinan Komisi III DPR RI
Korban Jiwa dan Luka-Luka
Data resmi dari pihak kepolisian menyebutkan tiga orang meninggal dunia, sementara lima orang lainnya mengalami luka bakar dan sesak napas akibat menghirup asap tebal.
Para korban langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Makassar. Identitas korban masih dalam tahap verifikasi, namun disebutkan sebagian besar merupakan peserta aksi dan pekerja yang kebetulan berada di sekitar lokasi.
Keluarga korban histeris saat mendengar kabar duka tersebut. Beberapa kerabat menuntut agar pemerintah dan aparat segera mengusut tuntas penyebab insiden yang merenggut nyawa ini.
Respons Polisi dan Pemerintah Daerah
Kapolda Sulawesi Selatan menyampaikan rasa duka cita mendalam atas jatuhnya korban jiwa. Ia menegaskan akan melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap insiden tersebut.
“Kami sudah menurunkan tim forensik dan mengamankan sejumlah saksi. Proses hukum akan berjalan, dan kami tidak akan membiarkan tindakan anarkis merenggut nyawa masyarakat,” ujar Kapolda dalam konferensi pers.
Sementara itu, Gubernur Sulsel mengutuk keras aksi pembakaran yang merusak fasilitas publik. Menurutnya, aspirasi harus di sampaikan dengan damai, bukan dengan cara-cara destruktif yang justru merugikan banyak pihak.
Reaksi Masyarakat dan Gelombang Protes
Tragedi di Makassar langsung menyebar luas di media sosial dengan tagar #MakassarBerduka dan #DemoMemanas. Banyak warganet menyampaikan belasungkawa sekaligus kemarahan atas jatuhnya korban.
Di sisi lain, kelompok buruh dan mahasiswa menegaskan aksi mereka murni untuk menyuarakan hak rakyat. Mereka menuding ada pihak provokator yang memperkeruh suasana hingga berujung pembakaran gedung DPRD.
Solidaritas pun bermunculan. Di beberapa kota lain seperti Jakarta, Bandung, dan Medan, aksi serupa masih terus berlangsung dengan kawalan ketat aparat.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Kerusuhan di Makassar memberikan dampak signifikan. Aktivitas perdagangan di sekitar lokasi lumpuh total, jalan utama di tutup, dan sejumlah toko terpaksa menutup pintu sejak sore hari.
Kerugian materi akibat kebakaran gedung DPRD di perkirakan mencapai miliaran rupiah. Selain itu, fasilitas publik di sekitar lokasi juga ikut rusak, termasuk halte bus dan kendaraan warga.
Para pelaku usaha kecil di sekitar DPRD mengaku merugi karena tidak bisa berjualan. “Kami hanya berharap situasi cepat kondusif supaya bisa kembali mencari nafkah,” ujar salah satu pedagang kaki lima.
Analisis: Akar Masalah Demo
Pengamat politik menilai insiden Makassar mencerminkan tingginya ketegangan antara rakyat dan pemerintah. Tuntutan buruh terkait kenaikan upah dan desakan reformasi politik tidak bisa di anggap remeh.
Menurut pengamat, apabila dialog tidak segera di buka, potensi kericuhan serupa bisa terus berulang di kota lain. Pemerintah di dorong untuk lebih mendengar aspirasi rakyat dan menekan aparat agar mengedepankan pendekatan persuasif ketimbang represif.
Upaya Pemulihan Pasca Kerusuhan
Pemerintah pusat telah menginstruksikan agar seluruh fasilitas publik yang rusak segera di perbaiki. Selain itu, bantuan untuk korban luka dan keluarga korban meninggal akan segera di salurkan.
Walikota Makassar juga mengumumkan masa tanggap darurat hingga tujuh hari ke depan untuk memastikan kondisi kota kembali stabil. Aparat gabungan TNI-Polri di turunkan untuk menjaga titik-titik rawan kerusuhan.
Baca juga:
Ahmad Sahroni Dicopot dari Pimpinan Komisi III DPR RI
Tragedi kebakaran gedung DPRD Makassar menjadi peringatan keras bahwa aspirasi rakyat harus di kelola dengan bijak. Tiga orang tewas dan sejumlah lainnya terluka adalah harga yang terlalu mahal untuk sebuah demonstrasi.
Kini, publik menunggu langkah nyata pemerintah: apakah benar-benar serius membuka ruang dialog, atau membiarkan situasi terus memanas. Yang jelas, perdamaian dan keadilan harus segera ditegakkan agar tragedi serupa tidak kembali terulang.